Rabu, 19 Desember 2012

Kalo Mau Minta Maaf, yang Tulus Dong


Kalo Mau Minta Maaf, yang Tulus Dong
Permintaan maaf sering digunakan hampir setiap orang sebagai ungkapan verbal atas penyesalannya karena telah berbuat kesalahan dan Ia merasa bersalah. Tidak jauh berbeda dalam hubungan asmara, permintaan maaf juga bisa menjadi ungkapan non-verbal, dengan memberikan bunga atau cokelat sebagai tanda penyesalan dan berharap segera dimaafkan.

Dikutip dari YourTango, “Tidak semua permintaan maaf dilakukan dengan setulus hati,” ujar seorang Psikolog, Suzanne Phillips. Oke, mungkin Anda bertanya-tanya mengapa pasangan meminta maaf kalau ternyata tidak tulus dari dalam hatinya. Berikut ini beberapa alasannya:

Meminta maaf karena sudah terbiasa
Kalimat meminta maaf seharusnya menjadi hal yang sacral dan dikatakan dengan tulus. Namun karena sering mendapatkan maaf dari pasangannya dengan mudah, hal itu membuat seseorang menjadi 'kecanduan' untuk meminta maaf setelah melakukan kesalahan.

Ia pun menjadi tidak khawatir jika berbuat kesalahan, karena cukup dengan meminta maaf, segalanya dapat teratasi. Sering mengucapkan maaf setiap melakukan kesalahan tanpa ada tindakan yang berarti, membuat kata maaf menjadi tidak berarti apa-apa, karena si dia menggampangkan kata maaf dan yakin kalau pasangannya akan memberi segera memaafkannya.

Meminta maaf agar keluar dari masalah
Terkadang seseorang meminta maaf karena Ia merasa takut menghancurkan hubungan yang ada dan takut kehilangan pasangannya. Ia tidak ingin berkutat dengan perdebatan dan tenggelam dalam masalah. Maksudnya sih bagus, namun permintaan maafnya kurang berempati. Si Dia memang terlihat merasa bersalah dan berusaha mengalah, tapi tetap pada dasarnya Dia tidak ingin berubah.

Minta maaf karena terpaksa
Dari kecil kita telah diajarkan untuk segera meminta maaf jika melakukan kesalahan. Namun lama kelamaan hal itu seperti menjadi kewajiban tanpa ada rasa tulus kalau Ia benar-benar merasa bersalah.

Jadi, terkadang seseorang melakukan permintaan maaf, karena mengetahui Ia bersalah dan menjadi kewajibannya untuk meminta maaf. Tapi, tidak sedikit pun, Ia berniat untuk berubah. Meminta maaf karena terpaksa merupakan hal yang ‘hanya manis di bibir’

Sebagai manusia, sebenarnya Anda memiliki intuisi, apakah si Dia meminta maaf secara tulus atau tidak. Namun, terkadang dalam hal ini kaum Wanita yang sering dibutakan karena cinta, sehingga yakin jika kekasihnya meminta maaf dengan tulus.

Menurut Suzanne, permintaan maaf yang tulus itu harus direalisasikan dengan tindakan. Coba Anda perhatikan pasangan Anda, apakah setelah meminta maaf si Dia berubah? Jika tidak, bisa jadi pasangan Anda termasuk dari tipe di atas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar