
Beberapa waktu yang lalu saya pernah mengangkat kisah salah satu saudara kita yang merasa tertipu pada saat proses perkenalan dengan seorang pria. Perkenalan tersebut berlanjut pada proses pernikahan. Namun apa lacur, pernikahan itu kemudian berantakan di tengah jalan. Salah satu penyebanya adalah karena tidak adanya proses ta’aruf lengkap sebelum acara ijab kabul dilakukan.
Sister, kamu juga tentunya tidak berharap mengalami nasib yang sama dengannya. Untuk itu lakukan ta’aruf dengan sungguh-sungguh.
Menyusun Biodata
Bagaimanakah prosesi lengkapnya? Apa yang mesti dilakukan? Dan upaya-upaya apa saja yang secara vertikal maupun horizontal mesti dilakukan waktu ta’aruf.
Bagaimanakah prosesi lengkapnya? Apa yang mesti dilakukan? Dan upaya-upaya apa saja yang secara vertikal maupun horizontal mesti dilakukan waktu ta’aruf.
Menurut Ri’ayah Tarbawiyah, penulis buku Tak Kenal Maka Ta’aruf, proses ta’aruf diawali dengan pengumpulan biodata ikhwan yang menjadi sasaran ta’aruf
kita. Biodata ini dikumpulkan dan dikelola oleh seorang
mediator/operator. Sang mediator/operator berasal dari kerabat kita atau
orang lain yang telah teruji tingkat amanahnya.
Dalam biodata termaktub nama ikhwan yang
menjadi sasaran, tempat tanggal lahir, ciri-ciri fisik, pekerjaan,
bahkan sampai dengan riwayat pendidikannya. Koq ribet amat ya?! Ya
iyalah, namanya juga kita sedang menjemput takdir terbaik kita. Jadi,
harus benar-benar yakin tentang status calon suami kita. Khan kita tidak
sedang membeli kucing dalam karung.
Bermunajatlah!
Setelah data-data tersebut terkumpul, lakukanlah shalat istikharah. Diskusikan semua hal yang tercantum dalam biodata tersebut dengan orang tua dan kerabat yang bisa kamu percaya. Lihat sisi baik dan buruknya yang bersangkutan secara lengkap. Apa dampak yang akan kamu rasakan seandainya ia kelak menjadi pendamping hidupmu.
Setelah data-data tersebut terkumpul, lakukanlah shalat istikharah. Diskusikan semua hal yang tercantum dalam biodata tersebut dengan orang tua dan kerabat yang bisa kamu percaya. Lihat sisi baik dan buruknya yang bersangkutan secara lengkap. Apa dampak yang akan kamu rasakan seandainya ia kelak menjadi pendamping hidupmu.
Menyewa Detektif Swasta
Awas, jangan hanya berpegang pada data di atas kertas saja. Langkah selanjutnya, kamu harus “menyewa” seorang “detektif swasta” untuk mengumpulkan keterangan langsung dari lapangan. Sang detektif bisa ditunjuk dari kakak atau adik lelakimu, atau bisa siapa saja yang benar-benar bisa menjaga amanah. Ia bisa mendapatkan informasi dari tukang kopi di depan rumah ikhwan yang menjadi sasaran atau bisa juga bertandang langsung menemui dirinya.
Awas, jangan hanya berpegang pada data di atas kertas saja. Langkah selanjutnya, kamu harus “menyewa” seorang “detektif swasta” untuk mengumpulkan keterangan langsung dari lapangan. Sang detektif bisa ditunjuk dari kakak atau adik lelakimu, atau bisa siapa saja yang benar-benar bisa menjaga amanah. Ia bisa mendapatkan informasi dari tukang kopi di depan rumah ikhwan yang menjadi sasaran atau bisa juga bertandang langsung menemui dirinya.
Berkat jasa sang detektif yang terjun
langsung ke TKP, kamu akan mendapatkan informasi seputar bau badannya
dan seputar hal-hal bersifat pribadi lainnya. Apalagi jika sang detektif
bisa mendapati sang ikhwan sedang tidur nyenyak. Kamu akan beroleh
informasi apakah dengkurannya lembut seperti gesekan dedaunan ataukan
seperti bunyi gergaji.
Sang “detektif swasta” pula yang akan
mencocokkan data di atas kertas dengan informasi sebenarnya. Misalnya,
dalam biodata disebutkan bahwa ia seusia Keanu Reeves, kenyataannya sang
ikhwan sebaya dengan Sean Connery. Mending kalau kamu merasa cocok,
kalau tidak bagaimana hayo?!
Rahasia, Top Secret, Higly Confidential!
Hal lain yang juga harus menjadi perhatian adalah tingkat kerahasiaan. Jangan sampai informasi proses ta’aruf ini menyebar ke mana-mana. Harus masuk dalam kategori Top Secret bahkan Higly Confidential. Mengapa demikian? Ya, untuk mencegah terjadinya fitnah. Lagi pula, belum tentu kamu merasa cocok dengan dia. Jangan sampai prosesi ini menimbulkan rasa malu di antara kalian bedua. Misalnya, kamu merasa tidak cocok karena ternyata ikhwan yang menjadi sasaran tembak memiliki cacat fisik yang tidak kamu terima. Seandainya informasi ini menyebar hingga menjadi konsumsi publik, tentu dia juga kamu akan merasa kurang enak, malu, wirang, dan lain-lain, dan sebagainya.
Hal lain yang juga harus menjadi perhatian adalah tingkat kerahasiaan. Jangan sampai informasi proses ta’aruf ini menyebar ke mana-mana. Harus masuk dalam kategori Top Secret bahkan Higly Confidential. Mengapa demikian? Ya, untuk mencegah terjadinya fitnah. Lagi pula, belum tentu kamu merasa cocok dengan dia. Jangan sampai prosesi ini menimbulkan rasa malu di antara kalian bedua. Misalnya, kamu merasa tidak cocok karena ternyata ikhwan yang menjadi sasaran tembak memiliki cacat fisik yang tidak kamu terima. Seandainya informasi ini menyebar hingga menjadi konsumsi publik, tentu dia juga kamu akan merasa kurang enak, malu, wirang, dan lain-lain, dan sebagainya.
Okelah kalau begitu, untuk sementara mengenai ta’aruf
saya cukupkan sampai di sini. Semoga ke depan Allah SWT memberi
kemampuan serta waktu luang kepada saya sehingga bisa melanjutkan
postingan tentang ta’aruf ini. Amien YRA.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar