
Menikah adalah komitmen seumur hidup dengan orang yang anda cintai. Menikah juga merupakan proses pengenalan diri sendiri dan diri pasangan Anda. Karena jika Anda tidak mengenali diri sendiri, bagaimana bisa Anda memahami orang lain. Maka dari itu, sebelum akhirnya Anda memutuskan untuk menikah, sebaiknya Anda siapkan diri Anda untuk bertoleransi dalam bentuk yang sangat dalam serta jiwa yang besar untuk menerima dan memaklumi. Sebab, tidak sedikit pasangan yang terjebak dengan segala macam perbedaan di antara mereka, ketimbang menempatkan diri sebagaimana apa adanya. Jadi, ini yang harus anda lakukan:
Adaptasi saat pacaran
Mungkin Anda dan pasangan memiliki hobi atau kesukaan yang sama, namun pasti ada beberapa elemen yang membedakan Anda berdua. Terkadang latar belakang keluarga juga bisa membedakan karakter Anda berdua.
Namun, menurut Maria Herlina Limyati yang seorang psikolog, terlepasa dari besar kecilnya perbedaan, keadaan itu mestinya bisa diantisipasi sejak dini, yaitu proses pengenalan sebelum Anda menikah dengan si Dia, yang biasanya disebut dengan pacaran. Di fase itulah Anda berdua mengenal menengenai kepribadian dan latar belakang adapt serta budaya hidup masing-masing.
Maria, yang juga merupakan staf pengajar Fakultas Psikologi UKRIDA, Jakarta itu menyarankan, di saat Anda memutuskan untuk membawa hubungan tersebut ke arah yang lebih serius, Anda harus tahu karakter pasangan. Karena bisa saja Ia berasal dari budaya tertentu yang bertolak belakang dengan kebiasaan Anda. Nah, tugas Andalah mencari tahu dan mengenalinya. Jadi jika suatu waktu terjadi permasalahan akibat dari perbedaan tersebut, Anda dan Dia sudah tahu apa yang harus dilakukan. Anda berdua bisa menemukan solusinya bersama-sama, karena Anda dan Dia telah saling mengenal karakter masing-masing.
Cinta memang bisa membutakan segalanya. Anda dapat melakukan segala cara demi cinta dan bersama orang yang Anda cintai. Terkadang dikarenakan hal itulah, keburukan pasangan menjadi tak terlihat, yang Anda lihat hanya tampilan menarik yang membuat Anda mabuk kepayang. Sehingga begitu menikah dan melihat kenyataan bahwa si Dia tidak seperti yang Anda harapkan, tentu akan membuat Anda terkejut dan kecewa.
Komunikasi, kompromi, dan keterbukaan
Pernikahan merupakan perjalanan hidup, dan Anda menjalaninya bersama dengan orang yang terkasih. Seiring berjalannya waktu Anda berdua terus selalu saling belajar untuk lebih mengerti dan menjadi lebih baik. Itu hal yang anda inginkan bukan, selalu menjadi lebih baik? Anda dan pasangan diharuskan memberikan kesediaannya untuk terus beradaptasi. Tidak ada yang mengatakan hal itu mudah, akan terjadi rintangan-rintangan yang menghadang.
Latar belakang adapt atau budaya juga belum tentu punya pengaruh kuat terhadap karakter seseorang. Bisa saja Ia atau Anda menilai adat-budaya suatu suku atau Negara tidak baik, tetapi belum tentu kepribadian dan sifat seseorang sama seperti budaya yang dianutnya. Jadi, di sinilah pada akhirnya, kompromi, komunikasi, dan keterbukaan menjadi hal yang sangat penting. Karena ternyata, dua orang yang punya karakter dan adat kebiasaan berbeda pun dapat hidup bersama tanpa harus saling meributkan perbedaan.
Toleransi tanpa batas
Maria juga menegaskan, Anda dan pasangan harus harus menerima hal-hal yang sudah menjadi bagian atau kebiasaan pasangannya, karena Anda berdua telah berkomitmen menjalani hidup bersama bukan sesaat.
Jika perbedaan yang ada dipandang tak bisa ditoleransi lagi, selesaikan dengan kepala jernih dan ungkapkan semua ganjalan dalam diri dengan semangat mencari solusi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar