
Menjelang usia 30 tahun dan masih
sendiri. Apakah kamu termasuk salah satu di antara orang-orang dalam
golongan usia ini? Jika ya, kamu pasti sangat sering mendapatkan
pertanyaan sejenis ini, “Kapan nih, mau mengakhiri masa lajang?”
Pertanyaan ini tentu ditanggapi beragam
oleh setiap orang. Ada yang menganggapnya angin lalu dan basa-basi
belaka. Sebaliknya, ada pula yang merasa sangat terganggu dan terbebani.
Mereka yang merasa terganggu menginginkan tidak pernah lagi mendengar
pertanyaan ini dilontarkan kepada mereka. Mereka ingin dimengerti bahwa
jodoh adalah sesuatu yang di luar kuasa mereka. Jika dapat memilih,
tentu mereka tidak ingin berlam-lama melajang.
Tanggapan bagaimanakah yang sebaiknya
kamu berikan atas pertanyaan kapan menikah ini? Tidak peduli, marah,
atau malu? Kamu berhak memberikan tanggapan apa pun terhadap pertanyaan
yang dilontarkan orang lain, sejauh itu tidak melanggar norma kesopanan
tentunya. Namun, alangkah baiknya jika kamu mampu memberikan tanggapan
positif yang sekaligus bermanfaat untuk diri kamu sendiri.
1. “Mudah-mudahan secepatnya. Doakan
ya.” Jawaban ini merupakan doa, sekaligus permintaan doa kepada orang
lain untuk ikut mendoakan. Jika orang tersebut mengamini, ini merupakan
bentuk doa yang diberikannya untuk kamu. Doa, apalagi dari banyak orang
lebih baik ketimbang marah atau tersinggung, bukan?
2. “Lagi dalam pencarian calon pengantin
pria/wanitanya. Bantuin ya. Barangkali ada tetangga, saudara, atau
teman yang berjodoh.” Jawaban ini biasanya akan menggerakkan hati orang
yang mendengarnya untuk membantu kamu. Mengingat-ingat siapa sosok yang
dia kenal dan tampaknya cocok untuk kamu. Kita tidak pernah tahu bukan
jalan mana yang disediakan Tuhan untuk mendapatkan jodoh idaman? Mungkin
saja lewat orang yang bertanya itulah kamu dipertemukan dengan jodoh
terbaik yang selama ini kamu tunggu.
3. “Terserah kamu saja, kapan mengajak aku nikah.” Ucapakan jawaban ini dengan santai dalam balutan canda jika kebetulan kamu merasa sreg dengan orang yang bertanya tersebut. Dan, di sudut hatimu yang terdalam kamu mengharapkan dapat berjodoh dengannya. Siapa tahu jawaban ini ditangkap oleh dia sebagai sinyal bahwa kamu membuka diri dan dia pun tergerak untuk melangkah ke arah yang sama dengan yang kamu inginkan.
3. “Terserah kamu saja, kapan mengajak aku nikah.” Ucapakan jawaban ini dengan santai dalam balutan canda jika kebetulan kamu merasa sreg dengan orang yang bertanya tersebut. Dan, di sudut hatimu yang terdalam kamu mengharapkan dapat berjodoh dengannya. Siapa tahu jawaban ini ditangkap oleh dia sebagai sinyal bahwa kamu membuka diri dan dia pun tergerak untuk melangkah ke arah yang sama dengan yang kamu inginkan.
4. “Setelah dia, insya Allah aku yang
akan segera menyebar undangan.” Ini juga jawaban yang bermakna harapan
dan doa jika kebetulan kamu mendapatkan pertanyaan tentang kapan menikah
ketika menghadiri undangan pernikahan. Jika diucapkan dengan penuh
kesungguhan, ketulusan, dan harapan yang kuat, mudah-mudahnya Tuhan
segera mengabulkannya.
Pertanyaan tentang kapan menikah tidak
perlu membuat kamu tersiksa. Bukankah pertanyaan ini memberi kamu banyak
kesempatan untuk mengucapkan doa dan minta didoakan agar kamu segera
mendapatkan jodoh idaman. Atau, memberi sinyal khusus kepada orang yang
bertanya untuk segera melamarmu?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar